Harus juga tahu bulan dan hari-pasarnya. Kalau cuma tahu tahun dan hari-pasarnya saja maka akan ada 10 atau 11 kemungkinan karena hari-pasar berulang setiap 35 hari.
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan tradisional yang digunakan untuk menghitung weton, hari baik, dan acara adat. Gunakan Kalender Jawa untuk mengetahui siklus pasaran dan waktu penting dalam budaya Jawa!
Sepertinya, kalender Jawa versi ini, tahun Dal disamakan seperti tahun wastu/basit (354 hari) lainnya seperti tahun Alip, Jimawal, Be dan Wawu yang umur bulannya berselang-seling 30-29 hari ya?
Padahal tahun wuntu/kabisat (355 hari) kan awalnya Ehe, Dal dan Jimakir
Kenapa dinamai Alip, karena awal tahun pertama dalam windu punya hari yang sama dengan hari awal Kurup Kenapa dinamai Be, karena awal tahun keenam dalam windu punya hari yang merupakan urutan ke-2 dari hari awal kurup Kenapa dinamai Jim, karena awal tahun ketiga dan kedelapan dalam windu punya hari yang merupakan urutan ke-3 dari hari awal kurup Kenapa dinamai Dal, karena awal tahun kelima dalam windu punya hari yang merupakan urutan ke-4 dari hari awal kurup Kenapa dinamai Ehe, karena awal tahun kedua dalam windu punya hari yang merupakan urutan ke-5 dari hari awal kurup Kenapa dinamai Wawu, karena awal tahun ketujuh dalam windu punya hari yang merupakan urutan ke-6 dari hari awal kurup Kenapa dinamai Je/Zai, karena awal tahun keempat dalam windu punya hari yang merupakan urutan ke-7 dari hari awal kurup
Dalam modulus 7 Dari 1 ke 5 selisihnya 4 → Alip: wastu Dari 5 ke 3 jaraknya 5 → Ehe: wuntu Dari 3 ke 7 selisihnya 4 → Jim awal: wastu Dari 7 ke 4 jaraknya 4→ Je: wastu Dari 4 ke 2 jaraknya 5→ Dal: wuntu Dari 2 ke 6 selisihnya 4 → Be: wastu Dari 6 ke 3 jaraknya 4→ Wawu: wastu Dari 3 ke 1 jaraknya 5 → Jimakir: wuntu
Dari sinilah disimpulkan tahun Dal itu wuntu sedangkan tahun Je itu Wastu. Ini murni asli era Sultan Agung sebelum ditukar² untuk memaksakan Grebeg Mulud tahun Dal selalu Senin Pon
Kalau tahun Je itu Wuntu, tahun berikutnya seharusnya dinamai Ehe 7 (Je) + 5 (355 hari) = 12 (karena lebih besar dari 7, maka harus dikurangi 7) = 12 – 7 = 5 → Ehe
Karena Ehe nya ada 2, Ehe yang kedua disebut Ehe akhir karena Ehe akhir adalah tahun wastu, 5 (Ehe) + 4 (354 hari) = 9 (karena lebih besar dari 7, maka harus dikurangi 7) = 9 – 7 = 2 → Be
apakah ini kalender tersedia dalam script sehingga bisa dipasang di blog lain??
ReplyDeleteJika sy hanya tahu tahunnya sj apa bisa sy ketahui tgl lahir saya?...terimakasih
ReplyDeleteHarus juga tahu bulan dan hari-pasarnya. Kalau cuma tahu tahun dan hari-pasarnya saja maka akan ada 10 atau 11 kemungkinan karena hari-pasar berulang setiap 35 hari.
DeleteSuhu...kalo saya lahir bulan cina ...tgl 12-04-1985..itu hari apa ya tlg respon
DeleteSuhu...kalo saya lahir bulan cina ...tgl 12-04-1985..itu hari apa ya tlg respon
ReplyDeleteGunakan KONVERSI IMLEK KE MASEHI.
DeleteSuhu.pergantian kelahiran jawa dimulai jam brp ya...misal hari minggu legi tp jam 1 dini hari
ReplyDeleteSaya lahir kamis legi bln mulud thn1973,tgl nasional nya berapa ya?
ReplyDeleteTerimakasih..🙏😊
ReplyDeleteSuhu...sya lahir 1 Maret 1986,bagaimana kira² peluang sya utk kepala desa
ReplyDeleteMakasih infonya ya
ReplyDeleteabsen, guys semngat ngeblog
ReplyDeleteadjikhusuma.blogspot.com
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan tradisional yang digunakan untuk menghitung weton, hari baik, dan acara adat. Gunakan Kalender Jawa untuk mengetahui siklus pasaran dan waktu penting dalam budaya Jawa!
ReplyDeleteSepertinya, kalender Jawa versi ini, tahun Dal disamakan seperti tahun wastu/basit (354 hari) lainnya seperti tahun Alip, Jimawal, Be dan Wawu yang umur bulannya berselang-seling 30-29 hari ya?
ReplyDeletePadahal tahun wuntu/kabisat (355 hari) kan awalnya Ehe, Dal dan Jimakir
Kurup Ajumgi Dalnenpon → Grebeg Mulud jtuh di 12 Mulud Senen Pon
Agair Grebeg Mulud di tahun Dal selalu jatuh Senin Pon, saat pindah kurup dari Ajumgi ke Amiswon, Sapar dibuat 30 hari, sedangkan Mulud dibuat 29 hari
Dan ketika pindah kurup dari Amiswon ke Aboge, tahun Je yang tadinya wastu menjadi wuntu, sedangkan tahun Dal yang tadinya wuntu jadi wastu
Sasi Besar tahun Je menjadi 30 hari (tadinya 29 hari), ditukar dengan Sasi Jemadil Awal tahun Dal yang menjadi 29 hari (tadinya 30 hari)
Dan kerika pindah kurup dari Aboge ke Asapon, tanggal Grebeg Mulud-nya yang digeser dari 12 Mulud jadi 13 Mulud, biar selalu ajeg Senin Pon
Kenapa dinamai Alip, karena awal tahun pertama dalam windu punya hari yang sama dengan hari awal Kurup
ReplyDeleteKenapa dinamai Be, karena awal tahun keenam dalam windu punya hari yang merupakan urutan ke-2 dari hari awal kurup
Kenapa dinamai Jim, karena awal tahun ketiga dan kedelapan dalam windu punya hari yang merupakan urutan ke-3 dari hari awal kurup
Kenapa dinamai Dal, karena awal tahun kelima dalam windu punya hari yang merupakan urutan ke-4 dari hari awal kurup
Kenapa dinamai Ehe, karena awal tahun kedua dalam windu punya hari yang merupakan urutan ke-5 dari hari awal kurup
Kenapa dinamai Wawu, karena awal tahun ketujuh dalam windu punya hari yang merupakan urutan ke-6 dari hari awal kurup
Kenapa dinamai Je/Zai, karena awal tahun keempat dalam windu punya hari yang merupakan urutan ke-7 dari hari awal kurup
Dalam modulus 7
Dari 1 ke 5 selisihnya 4 → Alip: wastu
Dari 5 ke 3 jaraknya 5 → Ehe: wuntu
Dari 3 ke 7 selisihnya 4 → Jim awal: wastu
Dari 7 ke 4 jaraknya 4→ Je: wastu
Dari 4 ke 2 jaraknya 5→ Dal: wuntu
Dari 2 ke 6 selisihnya 4 → Be: wastu
Dari 6 ke 3 jaraknya 4→ Wawu: wastu
Dari 3 ke 1 jaraknya 5 → Jimakir: wuntu
Dari sinilah disimpulkan tahun Dal itu wuntu sedangkan tahun Je itu Wastu. Ini murni asli era Sultan Agung sebelum ditukar² untuk memaksakan Grebeg Mulud tahun Dal selalu Senin Pon
Kalau tahun Je itu Wuntu, tahun berikutnya seharusnya dinamai Ehe
7 (Je) + 5 (355 hari)
= 12 (karena lebih besar dari 7, maka harus dikurangi 7)
= 12 – 7
= 5 → Ehe
Karena Ehe nya ada 2, Ehe yang kedua disebut Ehe akhir
karena Ehe akhir adalah tahun wastu,
5 (Ehe) + 4 (354 hari)
= 9 (karena lebih besar dari 7, maka harus dikurangi 7)
= 9 – 7
= 2 → Be