Thursday, December 29, 2016

Kalender Buddha Baru

fu

Kalender Buddha Baru (Fase Bulan Sejati) telah dipindahkan kelaman berikut ini: https://kalenderimlek.blogspot.com/ p/kalender-buddha.html

Sekelumit latar belakang kalender Buddha bisa anda baca pada Kalender Buddha Suriyayatra.

Kalender Buddha Baru Astronomis - Sebuah Usulan


Artikel ini mengusulkan sebuah kalender Buddha baru yang berjenis lunisolar astronomis. Berharap bahwa kalender ini bisa diterima sebagai sebuah kalender Buddha moderen karena sifatnya ajeg dan akurat Kalender baru ini hanya mengganti model tata surya yang digunakan dalam perhitungan yaitu dari model lingkaran jarum jam sederhama menjadi model eliptikal keplerian (seperti yang digunakan kalender imlek), sedangkan aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan tentang uposatha dan hari-hari raya agama Buddha lainnya tidak mengalami perubahan sama sekali. Kalender baru ini hanya memerlukan sedikit sentuhan regulasi oleh suatu badan seperti komisi kalender. Uraian dari usulan saya tersebut adalah sebagai berikut:

New Astronomical Buddhist Calendar - A Proporsal


This article proposes a new buddhist calendar, a lunisolar astronomical type of calender. Hope it would be accepted as a modern buddhist calendar since it is steady and accurate. It just replaces the solar system model from a simplistic clockwork model to a more sophisticated elliptical Keplerian model (as used in the chinese calendar). Whereas the rules or provisions concerning observance days (uposatha) and festivals do not change at all. It requires only minimum regulations by a body such as a calender committee. Descriptions of the proposal are as follows:

Baca seluruhnya...

  1. Equinox musim semi (Longitude = 0°) atau Chunfen 春分 atau tanggal 21 ±1 Maret digunakan sebagai titik acuan. Bulan gelap penuh atau konjungsi pertama setelah titik ini ditetapkan sebagai tahun baru kalender Buddha yaitu tanggal 1 Citta. Ketentuan ini adalah sama dengan ketentuan dalam kalender Buddha aritmatis yang menggunakan model tata surya lingkaran jarum jam sederhana.
    Spring equinox (Longitude = 0°) or Chunfen 春分 or 21 ±1 March is used as a reference point. The first new moon (or conjunctions) after this point is set to new year date or 1 Citta of the calendar. This is the same as the provision of the conventional arithmetic buddhist calendar that uses simplistic clockwork model.
  2. Panjang satu bulan adalah jumlah hari dari satu konjungsi ke konjugsi berikutnya. Berbeda dengan kaleder aritmetis, panjang ini tidak reguler tergantung dari hasil perhitungan astronomi dan besarnya 29 hari (bulan kecil) atau 30 hari (bulan besar).
    The length of a month is defined as the number of days from one conjunctions to the next. Unlike the aritmetical calendar, it is irregular and whether it is 29 days (small month) or 30 days (large month) is merely determined by the result of astronomical calculations.
  3. Tahun adhikamasa ditetapkan sebagai tahun dimana antara dua Equinox musim semi berturutan terdapat 13 kali konjungsi (bulan gelap penuh). Misalnya, antara 21 Maret 2014 dan 21 Maret 2015 terdapat 13 kali konjungsi maka tahun 2014 (2558 BE) adalah adhikamasa. Dengan ketentuan ini, kalender baru juga mempraktekan penggeseran hari peringatan (puja) yang sama dengan kalender konvensional ketika adhikamasa terjadi. Magha Puja dan Visakha Puja dipindah kepada bulan berikutnya, dan ditandai dalam bulan keempat dan ketujuh sebagai pengganti bulan ketiga atau keenam. Sumber dari praktek pergeseran ini tidaklah jelas, akan tetapi mempunyai keuntungan bahwa tidak akan terjadi jarak yang besar antara Visakha Puja dan Asalha Puja (yang jatuh pada bulan Asalha kedua pada tahun adhikamasa).
    Adhikamasa is defined as the year with 13 moon conjunctions in between two consecutive spring equinoxes. For example, there are 13 conjunctions between 21 March 2014 and 21 March 2015 then 2014 (2558 BE) is adhikamasa. By this provision, the new calendar applies the same practice as the conventional arithmetic calendar in term of shifting the pujas when adhikamasa occured. Magha Puja and Visakha Puja is shifted to the following month, and marked as the fourth and the seventh instead of third or sixth month. The source of this shifting practice is not clear, but has the advantage that there would not be a large distance between Visakha Puja and Asalha Puja (which falls in the second Asalha in adhikamasa).
  4. Interkalasi atau bulan pengganjal tahun selalu jatuh pada bulan Asalha (Asadha). Jadi akan terdapat dua buah bulan Asalha pada tahun adhikamasa. Ketentuan ini sama dengan ketentuan kalendar Buddha arithmatis konvensional.
    Intercalation or additional month always falling in Asalha (Asadha). So there will be two months of Asalha in adhikamasa. This provision is the same as the conventional arithmetic calendar.
  5. Penambahan satu hari tambahan sebayak 11 kali dalam 57 tahun pada bulan Jettha tidak diperlukan lagi. Jadi tidak ada tahun adhikavara dalam sistem kalender baru ini.
    The 11 times additions of an extra day for Jettha (adhikavaras) in the period of 57 years are no longer needed. So there are no adhikavaras in this new calendar system.
  6. Aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan tentang uposatha dan hari-hari raya agama Buddha lainnya adalah sama dengan kalender sebelumnya.
    Observance days (uposatha) and buddhist festivals are determined using the same provisions as the conventional arithmetic calendar .
  7. Dalam sistem ini sumber utama perselisihan adalah karena hasil perhitungan yang berbeda tergantung pada mesin dan bahasa pemrograman yang digunakan. Ini disebut kesalahan round-off. Dalam waktu-waktu tertentu dimana perhitungan jatuhnya konjungsi bulan oleh para pihak ternyata berbeda sedikit (dalam orde beberapa menit saja) namun akan dihitung sebagai berbeda satu hari. Misalnya komputer pihak A menghitung bahwa konjungsi terjadi pada 3 November 2013 23:59:58 (JD = 2456600.49998) sedangkan komputer B pada 4 November 2013 00:01:08 (JD = 2456600.50079), meskipun perbedaannya sedikit (70 detik atau 0.00081 hari) tetapi karena jatuh disekitar waktu pergantian hari, hasilnya menjadi terhitung berbeda 1 hari. Menurut saya ini adalah tugas dari komisi kalender untuk membuat regulasi agar perbedaan ini tidak terjadi.
    The main cause of disagreement is due to different machines and programming languages used that result in different calculation results. This is called the round-off error. For example, computer A calculates that the moon conjunctions is on 3 November 2013 23:59:58 (JD = 2456600.49998), while computer B is on 4 November 2013 00:01:08 (JD = 2456600.50079), although the difference is small (70 seconds or 0.00081 days) but it is accounted as one whole day (3rd November and 4th November according to A and B respectively). This is because the moon conjunctions occured around the day change, even though it rarely happens but it exists. I leave it to be solved by the calendar committee.


fu

Kalender Buddha Baru (Astronomis)


Pilih Tahun:   

Loader.gif

Rujukan:

1. Gambhiro Bhikkhu & Hasapanno Bhikkhu, Calculating The Uposatha Moondays, v1.0 - 24th November 2015.
2. Jean Meeus, Astronomical Algorithm, Willmann-Bell Inc., Virginia, Second Edition, 1991.


Friday, November 25, 2016

Kalender Buddha Suriyayatra

Kekurangan dari formula Suriyayatra adalah penentuan tahun Adhikamasa/kabisat yang tidak akurat. Oleh karena itu, saya juga membuat Kalender Buddha Fase Bulan Sejati yang jauh lebih baik dibandingkan perhitungan Suriyayatra. Check it out!
Kalender Buddha Suriyayatra adalah kalender berjenis lunisolar arithmatis. Artinya perhitungan memakai siklus bulan dan matahari sedangkan kata arithmatis mengacu kepada jumlah hari dalam setiap bulan yang ditentukan secara arithmatika sama halnya seperti kalender masehi atau kalender jawa. Berikut adalah kalender Uposatha, Terang Gelap, dan Hari Raya Agama Buddha menurut perhitungan Suriyayatra.

Dharma Wheel

Kalender Buddha Suriyayatra


Pilih Tahun:

Loader.gif


Oleh karena panjang setahun siklus bulan lebih pendek dari matahari maka tipikal kalender lunisolar adalah terdapatnya interkalasi bulan atau bulan pengganjal tahun. Interkalasi harus dilakukan agar siklus bulan kembali sinkron dengan matahari.

Baca seluruhnya...

Jika dalam kalender imlek interkalasi bulan atau Lungwee bisa terjadi antara bulan 1 sampai 11 maka dalam kalender Buddha interkalasi selalu dipasang pada bulan Asalha (Asadha). Jadi pada tahun dimana terdapat interkalasi akan ada dua bulan Asalha dan biasanya dinamakan sebagai Asalha pertama dan Asalha kedua. Tahun dimana terdapat interkalasi bulan disebut tahun Adhikamasa.

Tabel 1. Nama Bulan dan Jumlah Hari Dalam Kalender Buddha
#Bulan (Sansekerta)Bulan (Pali)Jumlah Hari
01Caitra Citta29 hari
02Vaisakha Visakha30 hari
03Jyaistha Jettha29 hari
04Asadha Asalha30 hari
05Sravana Savana29 hari
06Bradapada Bhaddapada30 hari
07Asvina Pavarana29 hari
08Karttika Kattika30 hari
09Margasirsa Magasira29 hari
10Pausa Phusa30 hari
11Magha Magha29 hari
12Phalguna Phagguna30 hari
Total: 6 x (29+30) = 354 hari

Kalender Buddha memakai perhitungan Mahayuga. Satu mahayuga setara dengan 4.320.000 tahun atau terdiri dari 1.577.917.800 hari, jadi panjang satu tahun matahari menurut perhitungan mahayuga = 1.577.917.800 / 4.320.000 = 365.25875 hari. Angka ini berselisih 0.01656 hari dibandingkan dengan panjang satu tahun tropis (365.24219 hari) dan hampir sama dengan panjang satu tahun sideris yaitu 365.25636 hari.

(*) Satu tahun tropis atau satu tahun matahari adalah waktu yang diperlukan bumi mengitari matahari satu revolusi penuh yaitu interval waktu antara ekuinoks vernal dari tahun ke tahun. Tahun sideris adalah waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk berputar mengelilingi Matahari dalam sekali putaran terhadap bintang tetap. Oleh sebab itu, satu tahun sideris juga merupakan waktu yang dibutuhkan oleh Matahari untuk kembali ke posisi yang sama terhadap bintang tetap setelah mengelilingi ekliptika.

Karena panjang setahun matahari mahayuga adalah 365.25875 hari maka siklus bulan setiap tahunnya ketinggalan atau tekor sebesar 365.25875 - 354 = 11.25875 hari. Untuk menutupi kekurangan tersebut dalam kurun waktu 19 tahun (siklus meton) kalender Buddha harus menyisipkan 7 kali bulan tambahan (Asalha tambahan @ 30 hari)

19 tahun mahayuga = 19 x 365.25875 = 6939.91625
19 tahun Buddha = 19 x 354 + 7 x 30 = 6936
-----------------------------------------------------------
Selisih = 3.91625 hari.

Ternyata dalam kurun waktu 19 tahun masih ada selisih 3.91625 hari. Untuk menutupi kekurangan ini diperkenalkan konsep tahun Adhikavara yaitu tahun dimana bulan Jettha ditambah satu hari sehingga menjadi 30 hari. Penambahan tersebut dilaksanakan dalam kurun waktu yang lebih panjang yaitu 57 tahun (3 kali siklus meton) sebanyak 11 kali.

57 tahun mahayuga = 3 x 6939.91625 = 20819.74875
57 tahun Buddha = 3 x 6936 = 20808
------------------------------------------------------------
Selisih = 11.74875 atau 11 hari.

Penyimpangan kalender Buddha terhadap tahun tropis selama 57 tahun adalah

(20808 + 11) - (57 x 365.24219) =
20819 - 20818.80483 =
0.19517 hari.

Apabila periode 57 tahun kalender Buddha hendak disinkronkan dengan 57 tahun tropis, koreksi pengurangan 1 hari seharusnya diberikan setiap 292 tahun sekali. Koreksi ini penting agar dalam kurun waktu yang panjang kalender Buddha tidak terhanyut (drifted), agar kalender dan keadaan alam sebenarnya tidak berbeda terlalu jauh.

Patokan Tahun Buddha dan Notasi Tahun Astronomis

Secara tradisonal patokan tahun dari kalender Buddha adalah tahun Sang Buddha parinibbana yaitu 543 SM. Dalam artikel The Date of Birth of Prince Siddhartha Gautama, saya menghitung dan memperkirakan Sang Buddha parinibbana pada hari Senin tanggal 30 Mei 543 SM.

Pembaca umum tentu lebih mahfum dengan notasi tahun sejarah yaitu yang memakai imbuhan SM (Sebelum Masehi) untuk angka tahun negatif. Sistem tahun sejarah tidak mengenal tahun nol jadi sebelum tahun 1 M (Masehi) adalah tahun 1 SM (Sebelum Masehi). Namun ilmuwan eksakta lebih suka memakai notasi tahun astronomis yang mengenal tahun nol. Tabel 2 berikut menjelaskan hubungan kedua notasi yang dikaitkan dengan patokan tahun Buddha atau Era Buddha atau Buddhis Era (BE) dan Sebelum Buddhist Era (SBE).

Masehi 623
SM
..544
SM
543
SM
..1
SM
1
M
..2016
M
..
Astronomis -622..-543-542..01..2016..
Buddha 80
SBE
..1
SBE
1
BE
..543
BE
544
BE
..2560
BE
..

Formula Suriyayatra

Berhubung Shangha Theravada Indonesia saat ini memakai kalender Thailand sebagai acuan maka referensi utama dalam artikel juga berasal dari sana. Kecuali peringatan Waisak nasional yang ditentukan khas Indonesia yaitu secara astronomis, hari-hari peringatan yang lain memakai acuan kalender Thailand.

Sebuah tahun Adhikamasa atau Adhikavara dapat ditentukan dengan formula Suriyayatra(1). Formula ini sesungguhnya diturunkan berdasarkan model tata surya yang disederhanakan yaitu model lingkaran jarum jam. Kerangka dari model ini bukanlah seperti kerangka model mekanika eliptikal keplerian, dan variasi kecepatan bulan dalam orbit tidak dipertimbangkan. Oleh karena itu selalu ada ketidakakuratan pada hari tertentu antara hasil dan pengamatan yang dibuat dengan teleskop (atau melalui penglihatan dengan mata telanjang) tentang kejadian yang sebenarnya. Akan tetapi model ini, dengan adhikamasa dan adhikavaranya, telah berhasil membuat kalender Buddha tetap sinkron dengan siklus periodik dari benda-benda langit dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Dengan formula Suriyayatra kita bisa menghitung kalender lunisolar aritmatikal Buddha Thailand, namun hasilnya tidak selalu sama dengan kalender resmi yang dikeluarkan karena kalender resmi Buddha Thailand tidak reguler sepanjang sejarahnya. Ada tahun-tahun dimana adhikavara harus ditentukan oleh Komisi Kalender Kerajaan dan keputusan komisi ini tidaklah sama dengan hasil perhitungan.

Prosedur penentuan adhikamasa dan adhikavara terdiri dari dua tahap. Tahap pertama menghitung besaran-besaran berdasarkan formula-formula atau rumus-rumus yang diberikan dan tahap kedua menentukan adhikamasa dan adhikavara memakai aturan-aturan yang diberikan. Prosedur perhitungan tahap pertama memakai konstanta-konstanta dan sebagian darinya bisa dijelaskan seperti berikut ini.

Lamanya satu Era Mahayuga adalah 800 Tahun
cEraTahun = 800 Tahun
cEraHari = 800 x 365.25875 = 292207 Hari

Hubungan antara hari matahari dan bulan adalah
1 bulan synodic = 29.53 hari
30 hari synodic = 29.53 hari
1 Tithi (1 hari synodic) = 29.53/30 hari
1 Tithi (pendekatan) = 692/703 hari
703 Tithi = 692 hari
(*) Satu bulan synodic adalah waktu yang diperlukan bulan untuk mencapai fase visual yang sama.

Penyederhanaan hubungan antara hari matahari dan bulan menjadi bilangan-bilangan integer seperti diatas sangat diperlukan agar perhitungan bisa dilakukan secara manual oleh orang awam.

cSiklusHari = 692 hari
cSiklusTithi = 703 hari
cDeltaTithi = 703 - 692 = 11 hari

Tabel 2. Berbagai Konstanta Dalam Formula Suriyayatra
KonstantaNilai Keterangan
cDeltaCS638 Selisih Masehi - CS (Chulasakkarat)
cEraTahun 800 Jumlah tahun dalam satu kurun
cEraHari 292207 Jumlah hari dalam satu kurun
cEraOffset 373 Ofset kurun Horakhun
cUEraOffset 2611 Ofset kurun Uccabala
cAEraOffset 650 Ofset kurun Avoman
cUBasis 3232 Basis untuk 360° Uccabala
cHariBulan 30 Jumlah hari dalam sebulan
cSiklusHari 692 Jumlah hari dalam satu siklus
cSiklusTithi 703 Tithi dalam satu siklus
cDeltaTithi 11 Peningkatan Tithi harian
cKDayInc 800 Kammacubala daily increase

Berikut adalah contoh prosedur perhitungan tahap pertama untuk tahun 1963 Masehi (CS 1325)

Tahun_CS = Tahun_Masehi - cDeltaCS
Tahun_CS = 1963 - 638 = 1325
a1 =(Tahun_CS x cEraHari) + cEraOffset
a1 = (1325 x 292207) + 373 = 387174648
Horakhun = int (a1 / cEraTahun) + 1
Horakhun = int (387174648 / 800) + 1 = 483969
Kammacubala = cEraTahun - (a1 mod cKDayInc)
Kammacubala = 800 - (387174648 mod 800) = 552
a2 =(Horakhun * cDeltaTithi) + cAEraOffset
a2 = (483969 * 11) + 650 = 5324309
b =int (a2 / cSiklusHari)
b = int (5324309 / 692) = 7694
Avoman = a2 mod cSiklusHari
Avoman = 5324309 mod 692 = 61
Masaken = int ((b + Horakhun) / cHariBulan)
Masaken = int ((7694 + 483969 / 30) = 16388
Tithi = (b + Horakhun) mod cHariBulan
Tithi = (7694 + 483969) mod 30 = 23
Uccabala = (Horakhun + cUEraOffset) mod cUBasis
Uccabala = (483969 + 2611) mod 3232 = 1780

Dan selanjutnya adalah prosedur tahap kedua yaitu menentukan adhikamasa dan adhikavara berdasarkan hasil-hasil diatas.

Aturan Adhikamasa

Sebuah tahun mungkin merupakan adhikamasa:
  • IF 24 >= Tithi <=29,
  • OR 0 >= Tithi <= 5,
  • THEN tahun mungkin adhikamasa.
Akan tetapi:
  • IF tahun berikutnya (tahun + 1) juga memenuhi persyaratan diatas,
  • THEN tahun bukanlah adhikamasa, dan tahun berikutnya (tahun + 1) adalah adhikamasa.
Adhikamasa tidak diperkenankan terjadi dalam tahun yang berturutan, dan jarak diantaranya yang diijinkan adalah maksimum 2 tahun. Jika tahun berikutnya memenuhi persyaratan, maka adhikamasa akan ditugaskan kepada tahun tersebut dan bukan tahun yang sekarang. Pada contoh diatas untuk tahun CS 1325, Tithi sama dengan 23, dan tidak memenuhi persyaratan pertama, jadi tahun ini bukan adhikamasa.

Aturan Adhikavara

Tentukan terlebih dahulu apakah sebuah tahun adalah kabisat atau tidak:
  • IF Kammacubala <= 207,
  • THEN tahun adalah kabisat.
Tahun mungkin merupakan adhikavara:
  • IF tahun adalah kabisat DAN Avoman <= 126,
  • THEN tahun mungkin adhikavara.
  • ELSE IF tahun adalah bukan kabisat DAN Avoman <= 137,
  • THEN tahun mungkin adhikavara.
Namun:
  • IF tahun adalah adhikamasa,
  • THEN tahun tidak boleh dijadikan adhikavara.
  • ELSE IF terdapat adhikavara tunggakan* dari tahun sebelumnya,
  • THEN tahun ini akan menjadi adhikavara.

Pada contoh diatas untuk tahun CS 1325: Tahun tersebut bukan adhikamasa, jadi kita harus memeriksa adikavara. Kammacubala sama dengan 552 jadi bukan kabisat. Avoman sama dengan 61, jadi tahun memenuhi syarat sebagai adhikavara.

Sekarang jika kita telah mangetahui apakah sebuah tahun adalah adhikamasa, adhikavara atau reguler maka tanggal-tanggal uposatha bisa dirancang mengikuti Tabel 3 dan Table 4.

Tabel 3. Tanggal Uposatha Tahun Reguler dan Adhikavara
Musim Dingin (Hemantotu)
1 Magasira15 Magasira
1 Phusa 15 Phusa
1 Magha 15 Magha
1 Phagguna 15 Phagguna
Musim Panas (Gimhotu)
1 Citta 15 Citta
1 Visakha 15 Visakha
1 Jettha 15 Jettha
1 Asalha 15 Asalha
Musim Hujan (Vassanotu)
1 Savana 15 Savana
1 Bhaddapada 15 Bhaddapada
1 Pavarana 15 Pavarana
1 Kattika 15 Kattika
Musim Dingin (Hemantotu)
1 Magasira 15 Magasira
1 Phusa 15 Phusa

Tabel 4. Tanggal Uposatha Tahun Adhikamasa
Musim Dingin (Hemantotu)
1 Magasira15 Magasira
1 Phusa 15 Phusa
1 Magha 15 Magha
1 Phagguna 15 Phagguna
Musim Panas (Gimhotu)
1 Citta 15 Citta
1 Visakha 15 Visakha
1 Jettha 15 Jettha
1 Asalha I 15 Asalha I
1 Asalha II 15 Asalha II
Musim Hujan (Vassanotu)
1 Savana 15 Savana
1 Bhaddapada 15 Bhaddapada
1 Pavarana 15 Pavarana
1 Kattika 15 Kattika
Musim Dingin (Hemantotu)
1 Magasira 15 Magasira

Meskipun demikian, hasil perhitungan kalender ini belum tentu sama dengan yang diputuskan oleh Komite Kalender. Mereka merencanakan beberapa tahun ke depan, dan mungkin menetapkan adhikavara kepada tahun yang berbeda untuk alasan yang tidak kita ketahui. Dalam dua dekade yang lalu (1977 - 1997), teramati setidaknya ada tiga tahun dimana adhikavara tidak reguler, dan tahun-tahun sesudahnya selalu sama dengan perhitungan rumus Suriyayatra(1).

(*)Adhikavara tunggakan artinya adalah bahwa tahun sebelumnya memenuhi persyaratan baik sebagai adhikamasa maupun adhikavara, jadi tahun tersebut tidak diijinkan untuk ditugaskan sebagai adhikavara, melainkan akan "dibawa" dan selanjutnya ditugaskan sebagai adhikavara kepada tahun berikutnya. Di Thailand, tahun adhikamasa (tahun dengan bulan Asalha tambahan) tidak diperkenankan untuk jatuh bersamaan dengan tahun adhikavara (tahun dengan penambahan satu hari pada bulan Jettha), sedangkan di Myanmar hal tersebut diperbolehkan.

Hari Raya Agama Buddha

Magha Puja ('Hari Raya Sangha'): Tanggal 15 Magha.
Memperingati pertemuan spontan 1.250 Arahat kepada mereka Buddha memberikan nasihat mengenai dasar-dasar dari Disiplin (Ovada Patimokkha).

Vesakha Puja ('Hari Raya Buddha'): Tanggal 15 Visakha.
Memperingati kelahiran, pencerahan dan wafat dari Sang Buddha.

Asalha Puja ('Hari Raya Dhamma'): Tanggal 15 Asalha.
Memperingati kothbah pertama Buddha, diberikan kepada lima orang samana di Taman Rusa di Sarnath, dekat Varanasi. Tradisi Retreat (Vassa) Musim Penghujan dimulai pada hari berikutnya.

Hari Awal Vassa: Tanggal 16 Asalha.
Hari ini menandai awal dari tiga bulan masa Vassa (retreat).

Pavarana Day (Hari Akhir Vassa): Tanggal 15 Pavarana.
Hari ini menandai akhir dari tiga bulan masa Vassa (retreat). Selama bulan berikutnya, orang awam bisa menyumbangkan jubah Kathina sebagai bagian dari upacara sedekah umum.

Hari Awal Kathina = Tanggal: 16 Pavarana.
Hari Akhir Kathina = 15 Kattika;

Rujukan:

1. Gambhiro Bhikkhu & Hasapanno Bhikkhu, Calculating The Uposatha Moondays, v1.0 - 24th November 2015.
2. Wikipedia. Buddhist Calendar
3. Wikipedia. Thai Lunar Calendar

Sunday, October 23, 2016

Kapan Tahun Baru Imlek?

Pertanyaan 'Kapan tahun baru imlek atau sincia?' adalah pertanyaan klasik yang muncul disetiap penghujung tahun, Kini anda bisa mendapatkan jawabannya dengan cara yang mudah dan cepat menggunakan tabel dibawah ini. Tabel tersebut mempunyai jangkauan dari tahun 1940 sampai dengan 2100.

Baca seluruhnya..

Tanggal SinciaTahun Imlek
08 Feb 19402491 Naga (龍)
27 Jan 19412492 Ular (蛇)
15 Feb 19422493 Kuda (馬)
05 Feb 19432494 Kambing (羊)
25 Jan 19442495 Kera (猴)
13 Feb 19452496 Ayam (雞)
02 Feb 19462497 Anjing (狗)
22 Jan 19472498 Babi (猪)
10 Feb 19482499 Tikus (鼠)
29 Jan 19492500 Kerbau (牛)
17 Feb 19502501 Harimau (虎)
06 Feb 19512502 Kelinci (兔)
27 Jan 19522503 Naga (龍)
14 Feb 19532504 Ular (蛇)
03 Feb 19542505 Kuda (馬)
24 Jan 19552506 Kambing (羊)
12 Feb 19562507 Kera (猴)
31 Jan 19572508 Ayam (雞)
18 Feb 19582509 Anjing (狗)
08 Feb 19592510 Babi (猪)
28 Jan 19602511 Tikus (鼠)
15 Feb 19612512 Kerbau (牛)
05 Feb 19622513 Harimau (虎)
25 Jan 19632514 Kelinci (兔)
13 Feb 19642515 Naga (龍)
02 Feb 19652516 Ular (蛇)
21 Jan 19662517 Kuda (馬)
09 Feb 19672518 Kambing (羊)
30 Jan 19682519 Kera (猴)
17 Feb 19692520 Ayam (雞)
06 Feb 19702521 Anjing (狗)
27 Jan 19712522 Babi (猪)
15 Feb 19722523 Tikus (鼠)
03 Feb 19732524 Kerbau (牛)
23 Jan 19742525 Harimau (虎)
11 Feb 19752526 Kelinci (兔)
31 Jan 19762527 Naga (龍)
18 Feb 19772528 Ular (蛇)
07 Feb 19782529 Kuda (馬)
28 Jan 19792530 Kambing (羊)
16 Feb 19802531 Kera (猴)
05 Feb 19812532 Ayam (雞)
25 Jan 19822533 Anjing (狗)
13 Feb 19832534 Babi (猪)
02 Feb 19842535 Tikus (鼠)
20 Feb 19852536 Kerbau (牛)
09 Feb 19862537 Harimau (虎)
29 Jan 19872538 Kelinci (兔)
17 Feb 19882539 Naga (龍)
06 Feb 19892540 Ular (蛇)
27 Jan 19902541 Kuda (馬)
15 Feb 19912542 Kambing (羊)
04 Feb 19922543 Kera (猴)
23 Jan 19932544 Ayam (雞)
10 Feb 19942545 Anjing (狗)
31 Jan 19952546 Babi (猪)
19 Feb 19962547 Tikus (鼠)
07 Feb 19972548 Kerbau (牛)
28 Jan 19982549 Harimau (虎)
16 Feb 19992550 Kelinci (兔)
05 Feb 20002551 Naga (龍)
24 Jan 20012552 Ular (蛇)
12 Feb 20022553 Kuda (馬)
01 Feb 20032554 Kambing (羊)
22 Jan 20042555 Kera (猴)
09 Feb 20052556 Ayam (雞)
29 Jan 20062557 Anjing (狗)
18 Feb 20072558 Babi (猪)
07 Feb 20082559 Tikus (鼠)
26 Jan 20092560 Kerbau (牛)
14 Feb 20102561 Harimau (虎)
03 Feb 20112562 Kelinci (兔)
23 Jan 20122563 Naga (龍)
10 Feb 20132564 Ular (蛇)
31 Jan 20142565 Kuda (馬)
19 Feb 20152566 Kambing (羊)
08 Feb 20162567 Kera (猴)
28 Jan 20172568 Ayam (雞)
16 Feb 20182569 Anjing (狗)
05 Feb 20192570 Babi (猪)
25 Jan 20202571 Tikus (鼠)
12 Feb 20212572 Kerbau (牛)
01 Feb 20222573 Harimau (虎)
22 Jan 20232574 Kelinci (兔)
10 Feb 20242575 Naga (龍)
29 Jan 20252576 Ular (蛇)
17 Feb 20262577 Kuda (馬)
06 Feb 20272578 Kambing (羊)
26 Jan 20282579 Kera (猴)
13 Feb 20292580 Ayam (雞)
03 Feb 20302581 Anjing (狗)
23 Jan 20312582 Babi (猪)
11 Feb 20322583 Tikus (鼠)
31 Jan 20332584 Kerbau (牛)
19 Feb 20342585 Harimau (虎)
08 Feb 20352586 Kelinci (兔)
28 Jan 20362587 Naga (龍)
15 Feb 20372588 Ular (蛇)
04 Feb 20382589 Kuda (馬)
24 Jan 20392590 Kambing (羊)
12 Feb 20402591 Kera (猴)
01 Feb 20412592 Ayam (雞)
22 Jan 20422593 Anjing (狗)
10 Feb 20432594 Babi (猪)
30 Jan 20442595 Tikus (鼠)
17 Feb 20452596 Kerbau (牛)
06 Feb 20462597 Harimau (虎)
26 Jan 20472598 Kelinci (兔)
14 Feb 20482599 Naga (龍)
02 Feb 20492600 Ular (蛇)
23 Jan 20502601 Kuda (馬)
11 Feb 20512602 Kambing (羊)
01 Feb 20522603 Kera (猴)
19 Feb 20532604 Ayam (雞)
08 Feb 20542605 Anjing (狗)
28 Jan 20552606 Babi (猪)
15 Feb 20562607 Tikus (鼠)
04 Feb 20572608 Kerbau (牛)
24 Jan 20582609 Harimau (虎)
12 Feb 20592610 Kelinci (兔)
02 Feb 20602611 Naga (龍)
21 Jan 20612612 Ular (蛇)
09 Feb 20622613 Kuda (馬)
29 Jan 20632614 Kambing (羊)
17 Feb 20642615 Kera (猴)
05 Feb 20652616 Ayam (雞)
26 Jan 20662617 Anjing (狗)
14 Feb 20672618 Babi (猪)
03 Feb 20682619 Tikus (鼠)
23 Jan 20692620 Kerbau (牛)
11 Feb 20702621 Harimau (虎)
31 Jan 20712622 Kelinci (兔)
19 Feb 20722623 Naga (龍)
07 Feb 20732624 Ular (蛇)
27 Jan 20742625 Kuda (馬)
15 Feb 20752626 Kambing (羊)
05 Feb 20762627 Kera (猴)
24 Jan 20772628 Ayam (雞)
12 Feb 20782629 Anjing (狗)
02 Feb 20792630 Babi (猪)
22 Jan 20802631 Tikus (鼠)
09 Feb 20812632 Kerbau (牛)
29 Jan 20822633 Harimau (虎)
17 Feb 20832634 Kelinci (兔)
06 Feb 20842635 Naga (龍)
26 Jan 20852636 Ular (蛇)
14 Feb 20862637 Kuda (馬)
03 Feb 20872638 Kambing (羊)
24 Jan 20882639 Kera (猴)
10 Feb 20892640 Ayam (雞)
30 Jan 20902641 Anjing (狗)
18 Feb 20912642 Babi (猪)
07 Feb 20922643 Tikus (鼠)
27 Jan 20932644 Kerbau (牛)
15 Feb 20942645 Harimau (虎)
05 Feb 20952646 Kelinci (兔)
25 Jan 20962647 Naga (龍)
12 Feb 20972648 Ular (蛇)
01 Feb 20982649 Kuda (馬)
21 Jan 20992650 Kambing (羊)
09 Feb 21002651 Kera (猴)

Friday, September 30, 2016

Kalender Tiongkok Kuno

Sebuah Kalender Yang Bersumber dari Lo Shu (2205 S.M.)

Matematikawan Tiongkok kuno dengan segala kreatifitas dan imajinasinya berhasil membuat sistem penanggalan kuno berdasarkan Lo Shu (Bujur Sangkar Ajaib) yang berukuran 9 x 9. Pengembangan lebih lanjut dari Lo Shu yang asalnya berdimensi 3 x 3 menjadi Lo Shu dengan ukuran yang lebih besar (9 x 9, 81 x 81, dan seterusnya) ternyata membawa kita kepada apa yang saya sebut sebagai Deret Lo Shu.

Lo Shu atau Tulisan Sungai Lo (Gambar 1) ditemukan oleh Pandita Ratu Yu (2205 S.M.). Susunan angka-angka yang terdapat pada Lo Shu diperlihatkan oleh Gambar 2. Lo Shu mempunyai keunikan yaitu semua angka jika dijumlahkan dari segala arah, vertikal, horizontal, atau diagonal akan menghasilkan nilai 15. Dalam artikel ini, angka hasil penjumlahan tersebut saya namakan Angka Integritas.


Gambar 1. Tulisan Sungai Lo.


Gambar 2. Lo Shu (Bujur Sangkar Ajaib).

Susunan angka-angka yang terdapat pada Lo Shu mempunyai pengaruh penting didalam ilmu Feng Shui, Astrologi, dan Kosmologi oriental pada umumnya.

Baca seluruhnya...

1. Lo Shu 9 x 9.

Matematikawan Tiongkok kuno mengembangkan dimensi dari Lo Shu menjadi 9 x 9. Mula-mula mereka membuat bujursangkar berukuran 9 x 9, lalu mengisinya dengan angka mulai dari 1 sampai dengan 81 melalui cara yang unik seperti dibawah ini.
    1. Pasang 9 buah angka pertama (1,2,3,4,5,6,7,8,9) dalam susunan (urutan) yang serupa seperti Lo Shu pada Gambar 2. Masing-masing angka menduduki tempat "1" dari setiap anggota bujursangkar 3 x 3, seperti yang ditunjukan oleh Gambar 3.
    2. Pasang 9 buah angka kedua (10,11,12,13,14,15,16,17,18) dalam susunan (urutan) yang serupa seperti Lo Shu pada Gambar 2. Masing-masing angka menduduki tempat "2" dari setiap anggota bujursangkar 3 x 3, seperti yang ditunjukan oleh Gambar 4.
    3. Dengan cara yang sama angka-angka berikutnya yaitu 19 - 27, 28 - 36, 37 - 45, 46 - 54, 55 - 63, 64 - 72 dan 73 - 81 dipasang menempati masing-masing posisi "3", "4", "5", "6", "7", "8", dan "9". Hasilnya adalah seperti yang ditunjukan Gambar 5.
              
              
      4      
              
              
      9      
              
              
      2      
              
              
      3      
              
              
      5      
              
              
      7      
              
              
      8      
              
              
      1      
              
              
      6      
Gambar 3. Langkah Pertama.

          13
              
      4      
          18
              
      9      
          11
              
      2      
          12
              
      3      
          14
              
      5      
          16
              
      7      
          17
              
      8      
          10
              
      1      
          15
              
      6      
Gambar 4. Langkah Kedua.

Lo Shu berdimensi 9 ini mempunyai Angka Integritas yaitu jumlah semua angka-angka horizontal, vertikal, dan diagonal utamanya sama dengan 369. Jika dimensi Lo Shu ini dikembangkan menjadi 81 x 81, 6561 x 6561, dan seterusnya hingga 32N-1 x 32N-1, dimana N = 1,2,3, dan seterusnya adalah integer positip, maka Angka-angka Integritas dari setiap dimensinya akan membentuk sebuah deret yang saya namakan Deret Lo Shu. Apakah deret ini mempunyai bentuk persamaan atau rumus umum? Jawaban dari pertanyaan ini kami tunda untuk sementara waktu dan akan dijawab setelah pembahasan mengenai sistem kalender Tiongkok kuno.

31 76 13
22 40 58
67  4  49
36 81 18
27 45 63
72  9  54
29 74 11
20 38 56
65  2  47
30 75 12
21 39 57
66  3  48
32 77 14
23 41 59
68  5  50
34 79 16
25 43 61
70  7  52
35 80 17
26 44 62
71  8  53
28 73 10
19 37 55
64  1  46
33 78 15
24 42 60
69  6  51
Gambar 5. Lo Shu 9 x 9.

Jika angka 369 dibagi dengan 9 hasilnya adalah angka 41 yang merupakan angka pusat dari Lo Shu 9 x 9. Jika dijit angka 4 dan 1 dijumlahkan (4 + 1) hasilnya adalah angka 5 yang menurut Yi Jing adalah angka milik Tanah (Bumi).

Keistimewaan lain dari bujursangkar 9 x 9 ini juga ditunjukan oleh dua dijit angka dalam setiap unitnya. Jika saling dijumlahkan maka akan dihasilkan dijit tunggal asalnya yang menguasai sub-bujursangkar 3 x 3. Misalnya "sub-bujursangkar 6" yang ada dipojok kanan bawah, 5 + 1 = 6, 6 + 9 = 15, yang mengecil menjadi 1 + 5 = 6, 6 + 0 = 6, 4 + 2 = 6, dan seterusnya.

2. Kalender Kuno

Sistem kalender Tiongkok kuno merupakan dasar dari sistem kalender yang sekarang diciptakan berdasarkan Lo Shu berdimensi 9 seperti yang akan dijelaskan dibawah ini.

Untuk setiap seratus angka dari 369 harus diambil 1 (atau seperseratusnya) untuk Langit (hal yang serupa terjadi dalam Metoda Tangkai Rumput Si). Jadi jumlah hari dalam setahun dapat dihitung seperti dibawah ini.
    100 angka pertama (1 - 100) diambil 1 sehingga tinggal 99.
    100 angka kedua (101 - 200) diambil 1 sehingga tinggal 99.
    100 angka ketiga (201 - 300) diambil 1 sehingga tinggal 99.
    69 angka terakhir (300 - 369) diambil 1% sehingga tinggal 68.31
    Jumlah hari dalam setahun adalah 99 + 99 + 99 + 68.31 = 365.31
Kalender moderen yang kita gunakan sekarang ini mempunyai 365.242 hari dalam setahunnya. Hasil ini membawa kepada pembentukan penanggalan atau kalender seperti yang terlihat dalam Gambar 6.
Gambar 6. Kelender Kuno

Angka-angka pada lingkaran bagian dalam adalah angka-angka yang berasal dari Lo Shu 9 x 9. Kecuali angka pusat (41) yang dipasang dipusatnya lingkaran untuk melambangkan Tanah (Bumi). Angka-angka ini ditampilkan dalam urut-urutan yang pasti berdasarkan perlambangan semboyan San Cai (Langit-Bumi-Manusia) yang tersurat didalam Yi Jing. Jika angka 41 dan dua angka yang kedudukannya berlawanan secara diametral dijumlahkan maka akan diperoleh angka 123 yang melambangkan semboyan San Cai!

Angka-angka berdijit tunggal yang terdapat pada lingkaran bagian luar adalah reduksi dari angka lingkaran bagian dalamnya. Misalnya angka 5 muncul bilamana angka-angka lingkaran bagian dalam berasal dari sub-bujursangkar pusat.

Setiap angka pada lingkaran luar mewakili jumlah hari dalam setahun tertentu dengan aturan seperti berikut:
1. Angka 5 mewakili 1 hari. Karena ada 8 buah maka dalam setahun ada 8 * 1 = 8 hari.
2. Angka-angka yang terjepit (yang diberi tanda garis) mewakili 4 hari (seharusnya mewakili 4.3275 hari). Karena ada 4 buah maka dalam setahun ada 4 * 4 = 16 hari.
3. Angka-angka yang berturutan mewakili 5 hari yaitu 3 hari Yang dan 2 hari Yin. Karena ada (80-8-4)= 68 buah maka dalam setahun ada 68 * 5 = 340 hari.
4. Jadi masih terdapat kekurangan sebesar 365.31 - (8 + 16 + 340) = 1.31 hari dalam setahunnya.

Kekurangan 1 hari bisa dikoreksi dengan menyisipkan 1 hari tambahan kedalam penanggalan setiap tahunnya. Sedangkan kekurangan 0.31 hari per tahun boleh jadi dikoreksi dengan cara menyisipkan 1 hari dalam setiap 3 tahun sekali.

3. Lo Shu 81 x 81 dan 6561 x 6561

Dari penjelasan sebelumnya diketahui bahwa dimensi Lo Shu bisa dinyatakan dengan 32N-1 x 32N-1. Pengembangan Lo Shu untuk N yang lebih besar dari 2 menjadi sulit jika harus dilakukan secara manual. Program yang dituliskan dalam bahasa (Visual) Basic dibawah ini merupakan program untuk membuat Lo Shu 81 x 81 atau N = 3.



Output dari program diatas adalah Angka Integritas yang kami temukan besarnya adalah 265761 dan sebuah file teks yang berisikan matriks Lo Shu 81 x 81. Karena terlalu besar untuk ditampilkan maka kami gambarkan angka-angka yang menduduki 8 penjuru angin dan angka pusatnya saja seperti yang terlihat dalam Gambar 7.
 Gambar 7. Perwakilan Lo Shu 81 x 81 

Program dasar diatas bisa dengan mudah dimodifikasi untuk N = 4 tergantung dari besarnya memori terpasang dan kecepatan proses dari komputer. Dengan memodifikasi program diatas untuk N = 4 kami mendapatkan hasil Angka Integrasi sebesar 141214771521 dan perwakilan angka 8 penjuru anginnya diperlihatkan seperti dalam Gambar 8.

 Gambar 8. Perwakilan Lo Shu 6561 x 6561 

4. Deret Lo Shu dan Persamaan Umumnya

Dari N=1,2,3, dan 4 kami memperoleh empat buah Angka Integritas yang membentuk Deret Lo Shu seperti berikut.


15, 369, 265761, 141214771521, .....


Bagaimana bentuk persamaan umumnya? Untuk mencarinya perhatikan tabel dibawah ini.

 N  Ukuran
32N-1
Angka
Integritas
Angka Selatan (Atas)
32N
Angka
Pusat
Angka Utara
Bawah
1 3 15 9 5 1
2 9 369 81 41 1
3 81 265761 6561 3281 1
4 6561 141214771521 43046721 21523361 1


Dengan memeriksa secara cermat tabel diatas, fungsi atau rumus umum deret Lo Shu kami temukan seperti berikut:

Angka Integritas(N) = Ukuran x Angka Pusat
  = Ukuran x (Angka Selatan + Angka Utara) / 2
  = 32N-1 x (32N + 1) / 2
  =  (33/2 x 2N  + 31/2 x 2N) / 2


Untuk N = 5, Angka Integrasi(5)  = (33/2 x 25 + 31/2 x 25) / 2
  = (33/2 x 32 + 31/2 x 32) / 2
  = (348  + 316) / 2
  = 39883221538436276455041


Untuk N yang lebih besar dari 5 perhitungan menjadi semakin rumit karena pemrograman harus melibatkan operasi aritmatika berdijit besar. Bagi yang tertarik, rutin aritmatika dijit besar bisa diunduh dari www.di-mgt.com.au/crypto.html. Hasil lain yang menarik dicatat adalah kecuali untuk N = 1 maka penjumlahan dijit-dijit dari Angka Integritas akan senantiasa mereduksi menjadi 9. Rumus yang diperoleh, kecuali N, ternyata terbangun dari angka 1, 2 dan 3 saja.

5. Referensi

Kushi, Michio, Oriental Astrology, Kushi Institute Publications, Maryland, 1981.