Sunday, February 21, 2016

Kalender Imlek

Perpaduan harmonis antara kalender lunar dan solar dari era Tiongkok kuno.

Kalender imlek sesungguhnya berjenis lunisolar (Yinyangli) karena daur tahun lunar dipadu-harmoniskan dengan siklus tahun solar. Bagaimanakah hal ini dilakukan?

Dasar dari pengharmonisan ini bisa ditemukan dalam kitab suci Taoisme Dao De Jing Bab 42 seperti berikut ini.
Dao De Jing Bab 42
Dao De Jing #42
Dao melahirkan Satu;
Satu menimbulkan Dua;
Dua menimbulkan Tiga;
Tiga menimbulkan segala sesuatu.

Semua hal yang membawa yin (feminitas)
sementara merangkul yang (maskulinitas).
Menetralkan energi membawa mereka ke dalam harmoni.

Dalam hal ini, Dao adalah Satu. Mentari dan rembulan adalah dualitas keadaan, yang merupakan Dua. Ketika mereka berinteraksi dalam hal ini ketika kita mengelola kalender, akan muncul situasi yin-yang baru, yang dikenal sebagai Tiga. Tiga bisa kehilangan keseimbangan. Namun jika kita dapat menetralkan dua energi tersebut, keseimbangan yin-yang akan terbentuk, yaitu harmoni

Baca seluruhnya...


Kalender Lunar

Perlu diketahui bahwa bulan kecil dan bulan besar ditentukan melalui perhitungan astronomi, yaitu perhitungan rumit dari pergerakan bumi dan bulan sejati, dan bukan melalui perhitungan aritmatika, dimana penentuan jumlah hari dalam satu bulan didasarkan pada definisi matematika yang tetap seperti dalam kalender Gregorian (Internasional).

Hari pertama dari sebuah bulan lunar dimulai dari bulan baru (bulan mati atau konjungsi) dan berakhir satu hari sebelum bulan baru berikutnya. Inilah perbedaan utama dengan kalender Hijriah Samsiah yang memulai hari pertamanya dengan bulan yang sudah kelihatan sedikit gambar sabit, yang menurut saya dan pengetahuan tradisional empirik orang tionghoa pada umumnya, terjadi 2 hari setelah ceit (bulan mati).

Panjang waktu satu tahun shio (imlek) dihitung mulai dari sincia (tahun baru imlek) ke sincia berikutnya. Agar mudah diingat orang, urutan angka tahun dicacah berdasarkan duabelas nama binatang yang disebut Shio,dengan demikian siklus shio adalah siklus 12 tahunan.
Di Indonesia bilangan atau angka tahun imlek (kalender lunar) yang digunakan berdasarkan kelahiran Nabi Agung Konghucu (至聖孔子) yaitu tahun pertama dimulai dari 551 SM. Di Tiongkok sejak Ketua Mao Zedong (毛澤東) berkuasa hingga sekarang memakai angka tahun internasional untuk pencatatan administrasi negara, sedangkan untuk urusan kultural masyarakatnya memakai angka tahun berdasarkan tahun ke-61 kaisar pendiri bangsa Tiongkok Huangdi(黄帝) berkuasa, dimana tahun pertamanya dimulai dari 2698 SM. Alternatif lain adalah memakai waktu Huangdi pertama kali naik takhta yaitu 2637 SM.

Kalendar Solar

Seperti halnya kalender lunar maka penyusunan kalender solar juga didasarkan pada perhitungan astronomi. Satu tahun solar terbangun dari 4 musim yaitu Semi, Panas, Gugur dan Dingin, dan selanjutnya dibagi menjadi 24 Jieqi (節氣) yaitu titik-titik petanda musiman yang masing-masingnya bersegmen atau berjarak sama didalam lintasan matahari pada bola langit seperti yang dilihat oleh pengamat dari bumi (lihat Gambar 1 dan Tabel 1.). Sejak 1645 para astronomer Tiongkok mengadopsi perhitungan matahari sejati (Dingqi 定气) dimana segmen-segmen yang panjangnya sama ditempuh matahari dalam jangka waktu yang berbeda-beda. Hal ini bisa terjadi karena kecepatan matahari yang berubah-ubah tergantung dari posisinya (hukum Kepler), kemiringan sumbu bumi, perlambatan rotasi bumi dan pengaruh gaya-gaya eksternal lainnya. Waktu satu tahun solar atau Sui (歲) didefinisikan sebagai waktu diantara dua soltice musim dingin (Dongzhi 冬至) berturutan dan titik awal musim semi (Lichun 立春) ditetapkan sebagai hari tahun baru solar (tahun baru yanglek).

Lintasan Matahari Pada Bola Langit
Gambar 1. Lintasan Matahari Pada Bola Langit.


Tabel 1. Titik Waktu Kalender Solar
Titik Nama Tanggal Arti Umum Lon.
J11 Daxue 大雪 7 ±1 Des. Banyak salju 255°
Z11 Dongzhi 冬至 22 ±1 Des. Solstice musim dingin 270°
J12 Xiaohan 小寒 6 ±1 Jan. Sedikit dingin 285°
Z12 Dahan 大寒 20 ±1 Jan. Sangat dingin 300°
J1 Lichun 立春 4 ±1 Peb. Awal musim semi 315°
Z1 Yushui 雨水 19 ±1 Peb. Air hujan 330°
J2 Jingzhe 驚蟄 5 ±1 Mar. Serangga meretas 345°
Z2 Chunfen 春分 21 ±1 Mar. Equinox musim semi
J3 Qingmíng 清明 5 ±1 Apr. Cerah dan terang 15°
Z3 Guyu 穀雨 20 ±1 Apr. Hujan untuk pepadian 30°
J4 Lixia 立夏 6 ±1 Mei Awal musim panas 45°
Z4 Xiaman 小滿 21 ±1 Mei Pepadian memadat 60°
J5 Mangzhòng 芒種 6 ± 1 Jun. Pepadian bersemak 75°
Z5 Xiazhi 夏至 21 ±1 Jun. Solstice musim panas 90°
J6 Xiaoshu 小暑 7 ±1 Jul. Sedikit panas 105°
Z6 Dashu 大暑 23 ±1 Jul. Sangat panas 120°
J7 Liqiu 立秋 7 ±1 Agu. Awal musim gugur 135°
Z7 Chushu 處暑 23 ±1 Agu. Penyimpanan panas 150°
J8 Bailu 白露 8 ±1 Sep. Embun putih 165°
Z8 Qiufen 秋分 23 ±1 Sep. Equinox musim gugur 180°
J9 Hanlu 寒露 8 ±1 Okt. Embun dingin 195°
Z9 Shuangjiang 霜降 23 ±1 Okt. Bunga es turun 210°
J10 Lidong 立冬 7 ±1 Nop. Awal musim dingin 225°
Z10 Xiaoxue 小雪 22 ±1 Nop. Sedikit salju 240°

Memadukan Kalendar Lunar dan Solar

Pada tataran praktis pengharmonisan (penyelarasan) yin dan yang bisa dijelaskan sebagai berikut.
  1. Membuat kalender lunar (imlek) yaitu menghitung tanggal jatuh dari phasa bulan gelap sempurna sebagai penanda hari pertama bulan imlek (sistem lunar).
  2. Membuat kalender solar (yanglek) dengan cara menghitung 24 solar terms yaitu tanggal jatuh dari posisi-posisi tertentu matahari semu pada bidang ekliptika sebagai penanda hari pertama dan pertengahan bulan yanglek (sistem solar).
  3. Menggabungkan kedua hasil tersebut sembari mengurutkan (sorting) tanggalnya.
  4. Menerapkan aturan kaisar Tiongkok, yang dipublikasikan ke dunia barat oleh astronom Liu & Stephenson, kepada hasil dari butir ketiga diatas untuk menentukan nomor bulan. Tujuan dari aturan-aturan tersebut adalah untuk menjawab pertanyaan pada bulan keberapakah Runyue harus disisipkan dan secara tak langsung mengatur agar tahun baru imlek (sincia) harus selalu jatuh diantara Dahan (20 ±1 Jan) dam Yushui (19 ±1 Peb). Meskipun merupakan prosedur dengan ketentuan-ketentuan yang rumit [2][3][4] namun dengan peraturan inilah Kalender Imlek Online website ini saya susun.
Menurut astronomer Tiongkok kuno, tahun baru Tionghoa atau Sincia yaitu hari pertama dan bulan pertama Imlek selalu terjadi antara bulan baru pertama setelah titik Z12 (Dahan 大寒) dan bulan baru yang terdekat dengan titik J1 (Lichun 立春) atau sekitar tanggal 20 ±1 Januari dan 4 ±1 Februari. Premise awal bangsa Tiongkok kuno itu ternyata gugur setelah Helmer Aslaksen [3] menunjukan kegagalan pada tahun 1985 (20 Februari), 2015 (19 Februari), dan 2053 (20 Januari). Namun premise bahwa Sincia selalu jatuh antara Dahan dan Yushui belum terbantahkan.

Ahli astronomi Tiongkok kuno mengenali perioda 19 tahunan dimana matahari dan bulan bergerak melalui siklus dan kembali keposisi relatif semula pada akhir dari setiap siklus 19 tahunannya. Penemuan prinsip ini kemungkinan besar terjadi pada era Dinasti Shang (1600–1046 SM.) dan dengan adanya penemuan ini para astonomer mampu mengembangkan sejumlah keteraturan. Diketahui bahwa dalam siklus 19 tahunan, 7 tahunnya memerlukan Lungwee. Belakangan, sesudah ditemukan oleh bangsa Tiongkok kuno, seorang ilmuwan Yunani bernama Meton juga menemukan prinsip yang sama. Oleh karena itu, siklus 19 tahunan ini oleh astronomer Barat dikenal sebagai siklus Metonik

Rujukan:
  1. Jean Meeus, Astronomical Algorithm, Willmann–Bell Inc., Virginia, Second Edition, 1991.
  2. Gondomono, Ph.D, Lungwee, Bulan Pengganjal Tahun, Majalah Intisari No 355, halaman 56-57, Februari 1993.
  3. Helmer Aslaksen , The Mathematics of the Chinese Calendar, Department of Mathematics National University of Singapore, Singapore, Draft 29 Maret 2006.
  4. Hendro Setyanto, Ssi, Imlek dan Kalender Astronomi, Harian Kompas, halaman 30, Jumat, 15 Februari 2002.
  5. R.L. Wing, The Dao Of Power, The Aquarian Press, London, 1986.
  6. Assorted calendrical systems: The Chinese Calendar.
  7. Calendars And Their History: The Chinese Calendar.

Monday, February 8, 2016

Wuxing (五行) - Dinamika Lima Unsur

Wuxing (Wuhang atau Ngoheng) disebut sebagai dinamika atau teori lima unsur yaitu Kayu, Api, Tanah, Logam, dan Air. Peranan Wuxing sangat penting didalam pekembangan filsafat Tionghoa yang sesungguhnya adalah juga ilmu pengetahuan dan kebudayaan Tionghoa itu sendiri.

Baca seluruhnya...

Sama halnya seperti nama Pandita Ratu Yu, nama Wuxing tidak pernah disinggung didalam Yi Jing (I Ching). Terdapat perbedaan pendapat yang mencolok antara kepercayaan tradisional dan para ahli sejarah. Kepercayaan tradisional mengakui bahwa Wuxing sudah dikenal bahkan sejak jaman Pandita Ratu Fuxi. Teori Wuxing sendiri ditemukan didalam kitab pengobatan Huang Di Nei Jing Su Wen. Huang Di atau Kaisar Kuning berkuasa dari 2698 - 2598 S.M. sebuah masa yang jauh sebelum Yi Jing dilahirkan. Akan tetapi para ahli sejarah meragukan pendapat tradisional ini dan mempercayai bahwa Nei Jing Su Wen ini bukan ditulis oleh Huang Di tetapi oleh orang lain dizaman antara dinasti Zhou dan Han (1111 - 220 S.M.) yang mendahului tanggalnya (antedates) agar nilai kitabnya menjadi bertambah.[15].

Seperti halnya Dai Ji, Liang Yi, Xi Siang, Ba Gua dan Enampuluhempat Heksagram yang tidak pernah dalam keadaan diam, demikian pula dengan Wuxing, yang dinamis sifatnya.

Sebagai sistem penggolongan, lima unsur tidaklah bermakna literal sebagaimana nama yang diberikan melainkan merupakan gaya-gaya yang berkwalitas Kayu, Api, Tanah, Logam, dan Air.
  • Sesuatu yang sesuai dengan pohon, yaitu tumbuh bergerak keatas digolongkan kedalam unsur Kayu.
  • Sesuatu yang sesuai dengan api, yaitu membakar, panas memancar keempat penjuru digolongkan kedalam unsur Api.
  • Sesuatu yang sesuai dengan tanah, yaitu tenang, padat, berat dan mengarah kedalam digolongkan kedalam unsur Tanah,
  • Sesuatu yang sesuai dengan logam, yaitu tajam menusuk, merusak dan berarah satu digolongkan kedalam unsur Logam.
  • Sesuatu yang sesuai dengan air, yaitu bergerak dengan bebas kearah bawah digolongkan kedalam unsur Air. 
Dengan demikian segala sesuatu, bentuk, sifat, fenomena, keadaan dan gerak perubahan, bisa digolongkan kedalam lima unsur.

I.12.1. Pola Aksi Wuxing

Diantara kelima unsur tersebut terdapat gaya-gaya yang berkerja satu terhadap yang lainnya sesuai dengan hukum-hukum alam. Hukum-hukum ini dapat dinyatakan oleh sebarisan pola-pola aksi. Pola-pola aksi yang dimaksud adalah pola aksi menghidupi (producing), menghabiskan (exhausting), merusak(destructing), dan mencederai (injuring) serta saling menguatkan (reinforcing).
  • Pola aksi menghidupi (producing) berlangsung menurut urutan siklus: Kayu menghidupi Api, Api menambah Tanah, Tanah menghasilkan Logam, Logam membentuk Air, dan Air menghidupi Kayu (pohon).
    • Lawan atau kebalikan dari pola aksi menghidupi (producing) adalah pola aksi menghabiskan (exhausting): Kayu menghabiskan Air, Air menghabiskan Logam, Logam menghabiskan Tanah, Tanah menghabiskan Kayu.
      • Pola aksi merusak (destructing) mengikuti siklus: Kayu membatasi (menembus) Tanah, Tanah membendung (atau mencemari) Air, Air memadamkan Api, Api melumerkan Logam, dan Logam memancung Kayu.
        • Lawan atau kebalikan dari pola aksi merusak (destructing) adalah pola aksi mencederai (injuring): Kayu menumpulkan Logam, Logam melemahkan Api, Api menguapkan Air, Air membanjiri Tanah, dan Tanah membatasi Kayu.
          • Pola aksi saling menguatkan (reinforcing) terjadi pada dua unsur yang sama: Kayu dengan Kayu, Api dengan Api, Tanah dengan Tanah, Logam dengan Logam, dan Air dengan Air.  
          Siklus Menghasilkan dan Menghabiskan
          Gambar 15. Siklus Menghasilkan dan Menghabiskan
          Siklus Merusak dan Mencederai
          Gambar 16. Siklus Merusak dan Mencederai
          Sama Unsur Saling Menguatkan
          Gambar 17. Sama Unsur Saling Menguatkan
          Teori lima unsur juga tercermin didalam pergerakan dinamis dari siklus empat musim. Setiap musim dikuasai oleh salah satu unsur dari lima unsur. Musim semi dikuasai oleh Kayu, musim panas oleh Api, musim gugur oleh Logam, dan musim dingin oleh Air sedangkan musim peralihan antar musim yaitu delapan belas hari terakhir dari setiap musim dikuasai oleh Tanah. Urut-urutan datangnya musim juga mengikuti siklus menghidupi (produces). Kayu (musim semi) menghidupi Api; Api menambah Tanah; Tanah menghasilkan Logam (musim gugur); Logam menghasilkan Air (musim dingin). Tanah tidak mengatur satu musim apapun tetapi memberikan sumbangan kepada semuanya (musim peralihan).

          I.12.2. Dinamika Penting Pola Aksi Lima Unsur

          Seperti halnya Yin dan Yang, didalam lima unsur juga terdapat pergerakan dan perubahan dinamis berdasarkan kekuatan dari unsur-unsur. Fenomena penindasan (destructing phenomenon) dan penindasan-balik (injuring phenomenon) muncul karena adanya kelebihan atau kekurangan salah satu unsur dari lima unsur. Dinamika dari fenomena ini seringkali mewujud secara serentak. Misalnya, oleh karena sesuatu dan lain hal pada suatu saat Kayu menjadi kuat atau berlebihan. Kayu ini bukan saja akan menindas Tanah (merusak dengan "kejam") tetapi juga akan menindas-balik (mencederai) Logam. Contoh lainnya adalah jika Kayu dalam keadaan kekurangan atau lemah maka pada saat yang bersamaan Kayu akan ditindas (dirusak dengan "kejam") oleh Logam dan bahkan akan ditindas-balik (dicederai) oleh Tanah. Fenomena ini tentu saja mengindikasikan keadaan (kecenderungan penyakit atau nasib) yang tidak baik dan harus ditanggulangi.
          Contoh fenomena penindasan (pengrusakan) dan penindasan-balik
          Gambar 18. Contoh fenomena penindasan (pengrusakan) dan penindasan-balik.

          Fenomena lain yang penting dalam dinamika lima unsur adalah fenomena produksi menekan pengrusakan yang merupakan sistem regulasi (kontrol otomatis) yang alamiah terhadap gangguan. Dalam fenomena ini, ketika mendapat gangguan, unsur yang terganggu akan berusaha lebih aktif berproduksi dibandingkan keadaan normalnya untuk mencegah unsur gangguan merusak dirinya. Hukum-hukum penyedian-pengrusakan secara lengkapnya dapat dinyatakan sebagai berikut:
          • Kayu menghidupi Api, Api melumerkan Logam yang memancung Kayu; 
          • Api menambah Tanah, Tanah membendung Air yang memadamkan Api; 
          • Tanah menghasilkan Logam, Logam memancung Kayu yang merusak Tanah;
          • Logam membentuk Air, Air memadamkan Api yang melumerkan Logam; 
          • Air menghidupi Kayu (pohon), Kayu merusak Tanah yang membendung Air.
          Contoh Fenomena Menghasilkan Lebih untuk Menekan Gangguan
          Gambar 19. Contoh Fenomena Menghasilkan Lebih untuk Menekan Gangguan.


          Kebalikan dari fenomena diatas adalah fenomena merusak menekan produksi (destructing more to suppress production) yang juga merupakan sistem regulasi (kontrol otomatis) alamiah, Dalam fenomena ini, ketika mendapat gangguan, unsur yang terganggu akan berusaha lebih aktif merusak dibandingkan keadaan normalnya untuk mengurangi pembentukan (production) unsur gangguan yang bisa merusak dirinya. Hukum-hukum pengrusakan-penyediaan secara lengkapnya dapat dinyatakan sebagai berikut:
          • Kayu merusak Tanah, Tanah menghasilkan Logam yang memancung Kayu;
          • Api melumerkan Logam, Logam menghasilkan Air yang memadamkan Api;
          • Tanah membendung Air, Air menghasilkan Kayu yang merusak Tanah;
          • Logam memancung Kayu, Kayu menghasilkan Api yang melumerkan Logam;
          • Air memadamkan Api, Api menambah Tanah yang membendung Air.
          Contoh Fenomena Merusak Lebih Untuk Menekan Gangguan
          Gambar 20. Contoh Fenomena Merusak Lebih Untuk Menekan Gangguan.
          Rujukan:
          1. Da Liu, I Ching Numerology, Harper and Row, San Francisco, 1979.
          1. Compiled by: Beijing, Shanghai, and Nanjing College of Traditional Chinese Medicine and The Accupuncture Institute of The Academy of Traditional Chinese Medicine, Essentials of Chinese Accupuncture, Foreign Language Press, First Edition, Beijing, 1980
          1. Tse Ching San, et al., Ilmu Akupunktur, Unit Akupunktur Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, 1985, Edisi 2
          1. Veith, Ilza, Huang Ti Nei Ching Su Wen, Translation, University of California Press, Berkeley, California, 1972, Third edition.