Akhirnya saya memutuskan untuk mengganti kalender Hijriah aritmatika yang sebelumnya digunakan dalam blog ini menjadi kalender Hijriah astronomis. Mudah-mudahan dengan perubahan ini hari-hari raya agama Islam dari blog ini sesuai dengan tanggal ancar-ancar yang ditentukan pemerintah RI. Berikut adalah penjelasan teknis tentang kalendar Hijriah astronomis tersebut.
Perhitungan hilal atau bulan baru dilakukan dengan menggunakan kriteria bahwa hilal bisa dilihat apabila rentang waktu diantara konjungsi (ijtimak) dan matahari tenggelam lebih besar dari 8 jam(*) DAN ketinggian hilal(**) lebih besar atau sama dengan 2.1 derajat. Perhitungan menggunakan lokasi Jakarta, 106.865039 BT dan 6.17511 LS (***).
Perhitungan waktu matahari tenggelam berdasarkan Sunrise/Sunset Calculator dari NOAA. Kalkulasi ijtimak adalah sama seperti yang digunakan oleh Kalkulator Ceitcapgo sedangkan hisab waktu hilal terbit dan tenggelam berdasarkan algoritma Jean Meeus.
Perubahan terbesar adalah hilangnya sifat dari jumlah hari bulan yang sebelumnya aritmatis sekarang menjadi tidak teratur karena tergantung dari hasil perhitungan astronomi. Selain itu istilah tahun kabisat yang biasa kita kenal menjadi tidak relevan lagi.
(*) Rentang waktu tersebut merupakan selisih antara hasil pembulatan angka (round-up) dari jam matahari tenggelam dan hasil pembulatan angka dari jam terjadinya konjungsi.
(**) Dengan menganggap bulan dan matahari beredar dengan lintasan yang memotong titik zenith secara tegak lurus, ketinggian hilal adalah sama dengan selisih waktu terbenam matahari dan bulan (sunset-moonset).
(***) Data lokasi diperoleh dari google map.
Harap menjadi mahfum.
Wibawa Utama,
Kamis, 17 Agustus 2017,
Ciputat, Tangsel,
Indonesia.
Perhitungan hilal atau bulan baru dilakukan dengan menggunakan kriteria bahwa hilal bisa dilihat apabila rentang waktu diantara konjungsi (ijtimak) dan matahari tenggelam lebih besar dari 8 jam(*) DAN ketinggian hilal(**) lebih besar atau sama dengan 2.1 derajat. Perhitungan menggunakan lokasi Jakarta, 106.865039 BT dan 6.17511 LS (***).
Perhitungan waktu matahari tenggelam berdasarkan Sunrise/Sunset Calculator dari NOAA. Kalkulasi ijtimak adalah sama seperti yang digunakan oleh Kalkulator Ceitcapgo sedangkan hisab waktu hilal terbit dan tenggelam berdasarkan algoritma Jean Meeus.
Perubahan terbesar adalah hilangnya sifat dari jumlah hari bulan yang sebelumnya aritmatis sekarang menjadi tidak teratur karena tergantung dari hasil perhitungan astronomi. Selain itu istilah tahun kabisat yang biasa kita kenal menjadi tidak relevan lagi.
(*) Rentang waktu tersebut merupakan selisih antara hasil pembulatan angka (round-up) dari jam matahari tenggelam dan hasil pembulatan angka dari jam terjadinya konjungsi.
(**) Dengan menganggap bulan dan matahari beredar dengan lintasan yang memotong titik zenith secara tegak lurus, ketinggian hilal adalah sama dengan selisih waktu terbenam matahari dan bulan (sunset-moonset).
(***) Data lokasi diperoleh dari google map.
Harap menjadi mahfum.
Wibawa Utama,
Kamis, 17 Agustus 2017,
Ciputat, Tangsel,
Indonesia.
makasih infonya gan,.
ReplyDeletehttp://bit.ly/2X2Ittf